Belakangan ini sering kali kita mendengar istilah
krisis kepemimpinan. Kata tersebut dapat diterjemahkan, memang bangsa Indonesia
tidak memiliki orang yang memiliki kualitas sebagai pemimpin nasional, ada
orang yang memiliki kemampuan memimpin namun tidak dapat ditunjukkan karena
terhalang oleh beberapa hal atau situasi memang membuat keadaan, dimana seorang
pimpinan tidak bisa lahir.
Apapun representasi kita dalam menerjemahkan kata
tersebut, adalah hal yang wajib dalam sebuah kelompok dipilih seorang pimpinan.
Namun begitu seperti kata pepatah “semakin tinggi pohon cemara, maka semakin
tinggi angin yang menerjang”, begitu juga perjalanan seorang pimpinan. Kualitas
seorang pimpinan tidak dapat kita nilai pada saat dia dilantik dengan
menggunakan pakaian kebesaran yang membuatnya tampat berwibawa atau hiruk pikuk
massa
pendukung. Kualitas pimpinan akan terlihat bagaimana pada saat dia menghadapi
“angin-angin” tersebut.
Dalam sebuah diskusi yang bertema mencari kepemimpinan
bangsa, pembicara menanyakan pada floor mengenai apa yang membuat seseorang
dapat menjadi pemimpin, dijawab oleh salah seorang peserta sebagai “Kemampuan
orang itu dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan bersama”, dan itu
bukan jawaban yang salah. Namun apa yang membuat orang tadi dapat mempengaruhi
orang lain sehingga orang mau mengikuti apa yang dikatakannya.
Ciri Khas Seorang
Pemimpin
Apabila kita melihat pada dunia Militer, hal yang
wajar terjadi adalah bahwa pemimpin yang dipilih, biasanya orang yang memiliki
pengalaman tempur yang baik, dan kemampuan tersebut sering dikenal dengan
keberanian fisik. Keberanian fisik merupakan hal mutlak yang harus dimiliki
setiap prajurit. Namun begitu tentu anda akan berpikir, apa cukup ? Ya benar
tentu dengan keberanian fisik saja tidak cukup, namun itu merupakan hal yang
vital bagi dunia militer. Dan anda pasti setuju bahwa pimpinan tidak hanya ada
dimiliter, pimpinan juga bisa berada di bidang sipil, yang tentu saja
keberanian fisik bukan merupakan hal yang mutlak. Tentu ada kemampuan lain yang
diminta dalam kelompok tersebut.
Namun begitu ada beberapa hal lain yang biasanya
dimiliki oleh orang sehingga dia bisa menjadi pimpinan walaupun dia hanya
memiliki kemampuan rata-rata dalam kelompoknya tersebut. Hal lain tersebut
berupa kualitas-kualitas yang dituntut dan dihargai selama hidup. Kualitas yang
harus dimiliki oleh pimpinan adalah :
Integritas Integritas didefinisikan sebagai kualitas
yang membuat seseorang mempercayai anda. Kepercayaan adalah yang terpenting,
dalam membentuk hubungan pribadi. Integritas ditunjukkan dari seluruh pribadi
Antusiasme dapat digambarkan sebagai semangat seorang
pimpinan dalam mencapai tujuan bersama. Kehangatan Orang yang kaku tidak cocok
menjadi pemimpin. Ketenangan Hal ini sangat diperlukan terutama dalam
pengambilan keputusan, sejarahwan Romawi, Tacitus, pernah mengatakan bahwa
‘Pertimbangan nalar yang diambil dengan tenang itulah kualitas istimewa yang
dimiliki pemimpin’. Tegas dan adil Kombinasi ketegasan dan keadilan telah muncul
sebagai kualitas yang dituntut oleh setiap organisasi pada pimpinannya.
Kecendrungan salah satu faktor penyebabnya adalah semakin dinamisnya perubahan
dan untuk itu diperlukan pemimpin yang konsisten.
Komponen - komponen tersebut seperti senyawa kimia
yang apabila anda gunakan dengan tepat ukurannya ditambah dengan kemampuan
khusus yang dibutuhkan organisasi akan menghasilkan sebuah zat yang bermamfaat
dan dapat diterima oleh banyak pihak.
Jenis Pemimpin
Dalam kenyataannya pun memang pemimpin dari asalnya
dapat kita katagorikan dalam 2 (dua) macam, yaitu pemimpin yang dilahirkan dan
pemimpin yang dibentuk oleh situasi. Pemimpin yang dilahirkan, kita bisa ambil
contoh dari negara yang menganut sistem kerajaan, dimana seorang putra mahkota
dilahirkan untuk menjadi seorang pimpinan. Sedang bagi para penganut kelompok
situasional, mereka menganggap bahwa tidak ada istilah “dilahirkan sebagai
pimpinan”, semuanya tergantung dari situasi. Mereka mengatakan bahwa
tempatkanlah seseorang dalam suatu kondisi maka mungkin dia akan menjadi
seorang pimpinan. Tempatkanlah dia dalam situasi lain dan mungkin dia tidak
akan menjadi pimpinan.
Churcil tak diragukan adalah pemimpin besar pada masa
perang, namun apakah demikian juga dalam masa damai ? Pada awal pemerintahan Churcill
tahun 1940, W.O. Jenkins, profesor dari Amerika memuat studi tentang
kepemimpinan dan dia mengatakan “Kepemimpinan bersifat spesifik menurut situasi
tertenu yang diamati. Satu – satunya faktor paling umum tampaknya bahwa
pemimpin dalam bidang khusus perlu cenderung memiliki kemampuan diatas
rata-rata atau kompentensi atau kemampuan teknis dalam bidangnya”
Dalam perkataan profesor tadi “kemampuan diatas
rata-rata atau kompentensi atau kemampuan teknis dalam bidangnya”, maka mungkin
dapat kita bayangkan ada tiga macam otoritas dalam kepemimpinan, yaitu otoritas
berdasarkan kedudukan atau pangkat, otoritas berdasarkan pengetahuan dan
otoritas berdasarkan kepribadian. Nampaknya memang pendekatan situasional
menekankan pada otoritas yang kedua. Dan memang pengalaman menunjukkan bahwa
kecuali berada dalam lingkungan kerajaan, pemimpin yang baik adalah orang yang
lahir dari kelompok dan diakui eksistensinya oleh kelompok tersebut. Kondisi
tersebutlah yang membuat dia memiliki otoritas.
Mengendalikan Tim
Adalah suatu hal yang pasti seorang pemimpin bekerja
dalam sebuah tim dimana tim memiliki tujuan bersama. Untuk menyelesaikan tugas
dan mempertahankan kebersamaan kelompok secara bersama, fungsi-fungsi pokok
tertentu harus dijalankan. Beberapa fungsi pokok tersebut adalah: Menentukan
Tujuan Menentukan batasan atau mengidentifikasikan maksud, tujuan dan sasaran
organisasi atau kelompok
Merencanakan Memastikan bahwa ada rencana yang
disetujui semua pihak, bila mungkin untuk mencapai sasaran. Pemimpin tahu apa yang
akan dicapainya, bagaimana memulainya dan bagaimana berhentinya, memberi
Brifing Menjelaskan tujuan dan rencana dengan gamblang. Pemimpin harus mampu
menjawab bertanyaan yangkerap diucapkan yaitu: “Mengapa kita melaksanakan
dengan cara ini bukan dengan cara itu” Mengontrol, mengawasi dan memantau semua
hal yang mengacu pada pekerjaan yang sedang berlangsung.
Mengevaluasi
Evaluasi ini digunakan sebagai bahan yang bermamfaat untuk memberikan feedback
bagi kelompok dengan harapan memperbaiki kekurangan dan menghasilkan sesuatu
yang lebih baik, mungkin pernah juga ada pertanyaan apa perbedaan dari bos
dengan pemimpin. Satu pertanyaan yang mendasar, ada sebuah analogi mengatakan
bos adalah orang yang memiliki kedudukan, berhak mengatur sumber daya baik alam
maupun orang, namun belum tentu dapat diterima oleh tim yang dipimpinya,
sedangkan pimpinan adalah orang yang diakui keberadaannya, memiliki otoritas
karena orang secara suka rela memberikan padanya dan dia diberi tempat
“spesial” karena kemampuannya itu.
Anda bisa saja ditunjuk untuk menjadi seorang bos,
tetapi anda bukan seorang pemimpin sampai kepribadian dan karakter anda,
pengetahuan dan kecakapan anda dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
diakui dan diterima oleh semua oranglain yang bekerja bersama anda. Inilah
perbedaan yang sangat fundamental.
Pemimpin dan
Perubahan
Kepemimpinan dan perubahan berlangsung seiring.
Pemimpin menyukai perubahan, itulah unsur pilihan mereka. Mereka menyenanginya
karena mereka memiliki banyak ide cermelang yang dapat digunakan untuk
peningkatan kinerja tim dan usaha pencapaian organisasi. Sebaliknya bos
menyukai menjalankan organisasinya bagaikan mesin. Mereka merasa paling bahagia
dalam keadaan yang mapan, tanpa suatu apapun yang mengancam kemapanan itu.
Meskipun pemimpin tulen secara insting berusaha
mengubah dan meningkatkan segala keadaan, usahanya tidak akan cukup berhasil
kecuali jika perubahan eksternal dan internal mempengaruhi organisasinya juga.
Selain perubahan yang diciptakan oleh ide-ide yang dimilikinya seorang pimpinan
yang baik juga harus siap menghadapi perubahan yang tidak dipredisksikan,
misalnya bencana alam, demo karyawan atau perubahan susunan managerial yang
mendadak, dan ada wajib memiliki toleransi tinggi terhadap hal tersebut.
Untuk menghadapi latar belakang perubahan itu dan
terus menerus berupaya agar tetap berhasil dalam proses perubahan itu,
diperlukan konsep yang dapat digunakan yaitu :
Keterarahan
Seorang pemimpin selalu akan menemukan jalan untuk maju. Pemimpin akan
mengidentifikasi sasaran baru, produk atau bentuk pelayanan baru dan pasar
baru.Inspirasi / Motivasi Kepemimpinan berkait erat dengan inspirasi.
Pendekatan seorang pemimpin dan sikap yang diperlihatkannya mengobarkan
motivasi yang ada dalam diri organisasi, tim dan individu. Membangun Tim
Seorang pemimpin dengan sendirinya akan berpikir dalam kerangka tim. Teladan
Kepemimpinan pada dirinya sendiri adalah teladan. Seorang pemimpin harus
memiliki sumbangsing langsung kepada tugas umum, sehingga membuatnya “memimpin
dari depan”. Penerimaan Anda bisa menjadi bos, namun belum menjadi pemimpin
sampai penunjukan itu diterima hati dan pikiran orang yang bekerja bersama
anda.
Dari berbagai jenis pendekatan dan pemahaman
kepemimpinan yang ada selalu memiliki tujuan akhir yaitu bagaimana menciptakan
sebuah tim dengan kinerja yang tinggi, karena memang itulah hasil dari pemimpin
yang baik. Tim yang memiliki kinerja tinggi itu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
Ø sasaran yang realistis
Ø rasa tanggung jawab bersama terhadap tujuan
Ø penggunaan sumber daya sebaik mungkin
Ø suasana keterbukaan
Ø mengkaji kembali kemajuan yang telah dicapai
Ø membangun pengalaman
Ø bertahan dalam krisis
Ø rasa tanggung jawab bersama terhadap tujuan
Ø penggunaan sumber daya sebaik mungkin
Ø suasana keterbukaan
Ø mengkaji kembali kemajuan yang telah dicapai
Ø membangun pengalaman
Ø bertahan dalam krisis
Tim dengan ciri – ciri seperti hal diatas, dapat
dibangun dengan peran aktif seorang pemimpin didalamnya. Keberhasilan dari
sebuah tim lima puluh persen tergantung dari
pemimpin dan lima
puluh persen sisanya tergantung dari kualitas, pelatihan dan moral mereka yang
bekerja bersama anda sebagai pimpinan. Satu hal yang perlu diperhatikan
pimpinan sebagai usaha mawas diri adalah “Prisip Peter” dimana dikatakan,
“Keberhasilan seorang pimpinan dalam satu tingkat, tidak selalu bahwa pemimpin
tersebut memimpin dengan baik pada tingkat berikutnya”, karena para karyawan
dalam hirarki cenderung akan naik sampai dimana kompetensi (kemampuan) mereka
mentok. Hal ini sangat perlu diperhatikan seorang bos supaya dapat menjadi pemimpin,
karena kepemimpinan merupakan peran kunci dalam setiap organisasi.
kpn ya saya jd seorang pemimpin...:D
BalasHapusntar malam sob ente jadi pemimpin, pemimpin terawih.. hehehehe..
Hapusminimal pemimpin diri sendiri sob hehehe
BalasHapussemoga semua pemimpin di negara kita tidak memiliki jiwa sebagai BOS tapi sebagai pemimpin yang penuh dengan tanggung jawab terhadap rakyatnya .
BalasHapus